Kamis, 01 November 2012

RATUSAN SISWA UNJUK RASA PERTANYAKAN PEMUNGUTAN DANA




Garut, 26/1 (ANTARA) - Ratusan siswa SMA-Negeri 17 Kabupaten Garut, Jawa Barat, menggelar unjuk rasa dengan mogok belajar, Rabu, mempertanyakan pihak sekolah yang melakukan pemungutan dana kepada siswa.Siswa SMA 17 yang tercatat sebanyak 820 siswa dari kelas 1 hingga 3 berunjuk rasa setelah jam istirahat, kemudian enggan masuk kembali ke kelas masing-masing untuk melakukan aktivitas belajar.

Unjuk rasa mereka hanya berkumpul diluar kelas dan halaman sekolah, menunggu penjelasan dari pihak sekolah terkait tuntutan pertanyaan masalah pungutan dana.

"Siswa tidak mau belajar, sebelum guru dan kepala sekolah menjelaskan pungutan yang dilakukan sekolah kepada siswa," kata seorang siswa kelas 3.

Aksi yang digelar hingga pulang sekolah sekitar pukul 13.00 WIB itu, kata siswa itu, pihak sekolah memungut uang sebesar Rp25 ribu setiap bulan kepada siswa kelas III yang tercatat sebanyak 280 siswa untuk dana persiapan ujian nasional.

Pungutan dana yang sudah dimulai sejak September 2010, kata dia pelaksanaan seperti latihan persiapan dan pemantapan belajar menghadapi ujian nasional belum dilakukan oleh pihak sekolah.

Bahkan, kata dia dikabarkan sekolah telah merencanakan memungut kembali uang dari siswa untuk pelaksanaan pelatihan mengisi soal berikut jawaban Ujian Nasional sebesar Rp200 ribu.

"Kami kecewa, karena dana yang sudah kami berikan kepada sekolah sampai sekarang belum terlaksana juga," kata Inka yang diiyakan siswa lainnya.

Sementara itu siswa lain kelas 1 dan 2 mempertanyakan dana sumbangan pendidikan yang diminta pihak sekolah untuk kelas 1 sebesar Rp1 juta dan kelas 2 sebesar Rp2 juta.

Salah seorang siswa lain, mempertanyakan dana sumbangan pendidikan yang diminta sekolah, karena selama ini tidak ada peningkatan sarana pendidikan dalam menunjang kegiatan belajar mengajar.

"Segala sesuatu harus bayar, jadi dikemanakan dana dari kami yang sudah diberikan ke sekolah," katanya.

Sementara itu Kepala Sekolah SMAN 17 Garut, Bambangmenilai aksi tersebut karena telah terjadi salah paham antara siswa dan sekolah terkait permintaan dana tersebut.

Ia menjelaskan, pihak sekolah telah menjalankan kewajiban seperti melaksanakan pelatihan persiapan ujian nasioan yang sudah dilakukan tiga kali, dan pelaksanaan pemantapan dan penambahan belajar menghadapi ujian akan dimulai Februari 2011.

"Ini hanya ketidakmengertian siswa, setelah dijelaskan mereka baru mengerti dan minta maaf," katanya.







Kejadian tersebut terjadi karena siswa kelas XII dimintai dana untuk biaya pelatihan belajar untuk Ujian Nasional, tetapi pelatihan tersebut hingga saat ini belum terlaksana, sedangkan dana tersebut sudah diberikan. Dan juga pada kelas X dan XI yang dimintai dana juga untuk sumbangan pendidikan.
Menurut saya, kelompok yang ada dalam berita diatas termasuk kelompok Gesselschaft

Tidak ada komentar:

Posting Komentar